Selasa, 10 Juli 2012

Jati Diri

Aku adalah orang yang terlahir sangat biasa dan dari keluarga yang sangat biasa. Anak ke 5 dari 5 saudara, yahh aku adalah anak bungsu, itu kenapa aku dibesarkan dengan kasih sayang dan sikap manja yang tidak bisa dibuang dari jati diriku. Tapi dengan begitu, rasa mandiriku mencuat ketika aku sudah lulus SMA 2004 silam. Orang tuaku memang tidak sanggup untuk menyekolahkan aku ke jenjang yang lebih tinggi, tapi dengan itu pula aku bertekad agar aku bisa belajar dan belajar lagi supaya aku tidak kalah dengan teman-teman sebayaku yang sudah mendapatkan titel Diploma ataupun Sarjana. Sehingga aku kini sudah mendapatkan pekerjaan yahh bisa di bilang sejajar dengan kalangan orang-orang yang notabene "sarjana" dan aku tidak malu itu, aku tetap bersyukur karena Allah, Orang tuaku dan kesempatanlah sehingga aku bisa menjadi sekarang ini :)

Aku dibesarkan di kota Lampung tepatnya di daerah Banyumas pada tanggal 04 bulan April Tahun 1986 lalu, kini umurku genap 26 th dan mempunyai postur tubuh yang tinggi (kurang lebih 180 cm). Kehidupan keluarga kami cukup membuat aku matang untuk menyongsong ke kehidupan yang lebih sulit, karena memang kami hidup dalam asuhan yang sangat sederhana. Bapakku yang bernama M.Harun hanya bekerja sebagai Guru Pencak Silat (dulu namanya tersohor di daerah Banyumas sampai Pringsewu, tapi itu dulu). Kini dia hanya bekerja sebagai "orang pintar" walaupun tidak mau di sebut seperti itu oleh kebanyakan orang, namun orang-oranglah yang tetap ingin menyebutnya seperti itu. Mamaku hanya pekerja rumah tangga, beliau berkebun kopi cokelat di kebun kami yang lumayan luas, beliau adalah orang yang sukses mengajari kami arti hidup, kesederhanaan, toleransi antar sesama, dan masih banyak lagi yang beliau ajarkan untuk kami (my mom is the best).

Kakaku yang pertama bernama Idawati, dia kelahiran tahun 1975. Sudah mempunyai 2 Anak yang bernama Dea dan Ririn, dikehidupan keluarganya yang sangat sederhana dan selalu di sokong oleh orang tua kami karena suaminya yang bekerja sebagai tukang ojeg dan terkadang hanya seorang petani Lada (itupun kalau lagi mau pergi ke kebun). Namun, sekarang keluarga kakakku sudah berangsur-angsur naik seiring usaha Kolam Ikannya yang terus berkembang, sehingga kini bisa membuat materinya semakin naik..naik..dan naik lagi. #alhamdulillah

Kakakku yang kedua bernama Dwi Handoko, kelahiran 1978 dengan rambut yang keriting dan postur tubuh yang kurus (dia sering iri melihat rambutku yang lurus dan postur tubuhku yang tinggi..hehe). Dia sudah beristri dan telah mempunya 2 anak, Nissa dan Hammam. Kalau untuk kakakku yang kedua ini mungkin saya akan banyak cerita tentang dia. Waktu masih muda, Mas Dwi ini adalah pemuda yang aktif (saking aktifnya sering membantah orang tua kami) dia anak yang pintar dan selalu mendapatkan renking pertama dari SD sampai SMP, tapi sayang karena kemampuan orang tua kami yang minim sehingga dia tidak bisa melanjutkan sekolah sampat tamat SMA, karena kakakku dan orang tuaku berpikir bahwa dia masih mempunyai 3 adik lagi yang harus terus sekolah paling tidak tamat SMA (thks a lot for you broth). Akhirnya dia memutuskan untuk kerja di Tambak Udang Dipasena Citra Atmadja tepatnya di daerah Palembang, sehingga dia menemukan jati diri kereligiusan dan seorang istri disana pula. Sekarang alhamdulillah dia sudah matang menjadi seorang pemimpin di kehidupan keluarganya, tiang agama dan iman semakin tebal karena dia menganut Islam Salafiah, kini dia di panggil ustadz oleh orang-orang di sekelilingnya termasuk aku. Aku selalu meminta pencerahan agama dengan dia. Di kehidupannya yang sekarang yang sangat religius berbalik arah dengan kehidupan di jaman mudanya itu.

Lanjut dengan kakakku yang ketiga bernama Andriyani, dia kelahiran tahun 1980 dan kini sudah bersuami dengan dikarunia 2 orang anak, Andhika dan Airin. Kakakku yang ketiga ini tergolong sukses karena telah mempunyai rumah sendiri, dan bersuami seorang agen Kopi cokelat terbesar di Sukoharjo, dulu jauh sebelum aku bekerja dia yang selalu membantu aku untuk segi ekonomi.

Kakakku yang ke empat adalah Yunita Sari Dewi, kelahiran 1983 dan tamat SMA yang sama dengan aku. Dialah yang membawa aku merantau ke kota perantau yaitu Jakarta, kini dia sudah di karuniai 1 anak yang ganteng dan pintar Labib Azzam bin Akhmad. Suaminya yang seorang Manager membuat kehidupan kakakku mulai bangkit dan sering membantu keluarga kami terutama aku karena aku ikut dengan dia selama 6 tahun di Tangerang.

Itu saja sekelumit cerita keluarga besarku, mereka adalah sodara dengan sejuta kehangatan sehingga kami selalu menjadikan ini tiang dalam keharmonisan keluarga besar. Terimakasih untuk orang tuaku dan kakak-kakakku..you're my everything, without their I'am nothing..love you all somuch. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar